Setelah ceri kopi dipetik, ceri kopi perlu diproses dengan metode tertentu untuk mendapatkan biji kopi yang sudah jadi (greenbeans). Proses pencucian ceri kopi hanyalah salah satu tahapan pemprosesan kopi, pemprosesan kopi sangatlah bervariasi tergantung pada banyak faktor mulai dari biaya, lingkungan, dan tenaga kerja hingga rasa yang dihasilkan. Lantas apa yang menjadi perbedeaan antara proses Full wash dan semi wash.
Nah, sebagai permulaan, kopi yang dicuci atau setengah dicuci dikatakan memiliki kualitas yang lebih unggul daripada yang diproduksi dengan metode yang benar-benar alami, yang harganya lebih murah secara keseluruhan, karena memberikan rasa yang lebih bersih dan lebih konsisten pada kopi akhir. Mencuci Biji Kopi diindonesia terkadang dikenal sebagai metode produksi basah dibandingkan metode kering.
Proses Kopi Full Wash
Dalam proses kopi full wash, dimulai dengan ceri kopi yang telah dipetik kemudian dilakukan proses pencucian. Selama proses pencucian ceri kopi yang telah matang akan tenggalam, sedangkan yang kurang baik akan mengapung. Kemudian, kulit ceri dan sebagian ampasnya dikeluarkan dari masing-masing biji dengan menekannya melalui saringan menggunakan mesin.
Kemudian, kulit ceri dan sebagian pulp dikeluarkan dari masing-masing biji dengan menekannya melalui saringan menggunakan mesin. Namun demikian, banyak ampas yang masih menempel kaku pada biji, sehingga perlu menggunakan metode fermentasi dan pencucian yang lebih tradisional atau proses yang lebih modern yang disebut aquapulping, demucilaging mekanis, atau pemrosesan basah dengan bantuan mesin untuk mendapatkan biji kopi yang terpisah dari pulp.
Metode sebelumnya menghancurkan pulp yang tersisa dengan memfermentasi biji kopi dengan mikroba dan kemudian mencuci biji dengan air – Selama proses ini harus diawasi dan dipantau dengan sangat hati-hati untuk memastikan bahwa proses fermentasi tidak mengubah cita rasa akhir kopi. Biji kopi juga harus dicuci bersih setelahnya untuk memastikan tidak ada lendir yang difermentasi.
Sementara itu, proses demucilaging yang lebih modern menghilangkan ampas yang tersisa dengan scrubbing mekanis, yang lebih disukai terutama di beberapa negara yang lebih panas karena fakta bahwa lebih sedikit air yang dibutuhkan. Selain manfaat ini, lebih mudah untuk memantau dan memprediksi hasil dari proses tersebut.
Proses Kopi Semi Wash
Semi-washed, honey process, pulped natural, wet-hulled.
Karena masing-masing memiliki kelebihan dan kerumitannya sendiri, artikel ini akan fokus pada dua gaya utama metode semi wash. Wet Hulled (Semi wash) dan Proses Honey/natural. Langkah-langkah dasar dari semua kopi olahan semi-cuci meliputi; pulping, pengeringan, penghapusan perkamen, pembersihan dan grading.
Proses honey dan pulped natural pada dasarnya memiliki proses yang sama hanya berbeda nama. Setelah buah kopi matang dipetik, buah luarnya dibuang, tetapi lapisan daging yang lengket dan lendirnya dibiarkan utuh. Biji kopi yang lengket kemudian dikeringkan seperti kopi yang ‘tidak dicuci’. Setelah kering, perkamen dihilangkan melalui penggilingan dan biji kemudian dibersihkan, dinilai dan disortir.
Kopi giling basah (atau dikenal semi wash) merupakan pemrosesan kopi khas Indonesia. Giling Basah berbeda dari metode lain di dunia. Setelah buah kopi matang dipetik, buahnya segera dibuang. Ini disebut sebagai ‘bubur’ atau ‘penggilingan’. Lapisan lendir kemudian dicuci dari biji. Kopi kemudian disapu di teras untuk dikeringkan. Setelah kopi mencapai kadar air sekitar 30%, kopi akan melalui proses penggilingan untuk menghilangkan lapisan perkamen. Biji masih dapat ditempa pada kadar air yang tinggi ini dan biji sering rusak oleh pengupas. Hal ini dilakukan karena kelembapan udara yang tinggi di Indonesia. Para petani dan penggilingan takut membiarkan kopi mereka di luar pengeringan terlalu lama, jadi dengan membuang kulit perkamen lebih awal dari biasanya, biji akan lebih terpapar udara dan lebih cepat kering.
Setiap langkah yang tampaknya tidak penting ini dapat merusak kopi. Jika ceri yang kurang atau terlalu matang dipetik, sisanya tidak ada gunanya. Jika kopi tidak segera dikupas setelah dipetik, kopi akan terasa terfermentasi. Jika kopi dibiarkan dalam tumpukan besar untuk dikeringkan maka akan berjamur, sehingga kopi harus dikeringkan dalam lapisan tipis agar pengeringan merata. Semakin kita mengerti tentang proses kopi, semakin kita menghargai kualitas kopi yang baik saat kita mendapatkannya.
Di perkebunan rantekarua toraja coffee milik PT. Sulotco Jaya Abadi menerapkan 4 proses kopi: full wash, semi wash, natural, dan luwak kopi. Setiap proses kopi menghasilkan karakteristic yang berbeda.
Untuk produk kopi toraja premium fullwash memiliki taste notes : vanilla, brown sugar, lemon tea, juicy body, long sweet aftertaste.
Berbeda dengan toraja premium fullwash, kopi toraja premium semi wash memiliki taste notes : chocolate, brown sugar, citrus, nutty, medium body
Bagi kamu yang penasaran dengan kopi toraja bisa membeli kopi sulotco di tokopedia @sulotco,