Direktur Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Pangkep Dr Darmawan bersama rombongan berkunjung ke perkebunan Kopi PT Sulotco Jaya Abadi yang berlokasi di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pada Senin, 09 Agustus 2021, lalu.
Kunjungan itu dalam rangka memperkuat kerja sama industri untuk pengembangan kompetensi pendidikan vokasi khususnya budidaya tanaman Kopi organik. Dalam kunjungan tersebut hadir pula secara virtual bapak Djoni Halim selaku HC Director PT Kapal Api Global.
Kunjungan tersebut diawali dengan sambutan oleh pimpinan PT Sulotco Jaya Abadi, Samuel Karundeng, kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi kebun Kopi Rante Karua yang berada di ketinggian 1750 mdpl. Kunjungan ini pula bertepatan dengan kegiatan panen raya Kopi di perkebunan PT Sulotco, sehingga rombongan Politani pangkep dapat melihat secara langsung proses panen Kopi.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan Politani pangkep dibawa berkeliling mengitari perkebunan Kopi. Perkebunan Kopi tersebut memiliki luas 552 hektar yang terbagi menjadi beberapa blok. Sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang budidaya tanaman Kopi terbesar di Indonesia, PT. Sulotco Jaya Abadi selalu melakukan inovasi terhadap budidaya yang dilakukan untuk menghasilkan Kopi yang berkualitas tinggi, salah satunya adalah menjalankan proses budidaya tanaman Kopi secara organik atau tanpa bahan kimia. “Sudah kurang lebih 10 tahun, kami PT Sulotco menjalankan proses budidaya tanaman secara organik dan telah tersertifikasi secara internasional,” ungkap Samuel Karundeng.
Selain berkunjung ke perkebunan Kopi, rombongan Politani pangkep juga diajak melihat kandang kambing yang berada di kawasan perkebunan Kopi. Peternakan kambing ini merupakan salah satu bentuk keseriusan PT Sulotco Jaya Abadi dalam menjalankan proses budidaya tanaman Kopi yang sehat serta bebas bahan kimia dengan memanfaatkan kotoran kambing tersebut sebagai pupuk.
Kunjungan ini diharapkan semakin mempertajam program penyelarasan kurikulum Politani pangkep agar link and match dengan kebutuhan industri, khususnya pada Program Studi Pengelolaan Perkebunan Kopi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan. “Semoga hal ini bisa memperbaiki dan mengoreksi kurikulum yang kita kembangkan di perguruan tinggi, bahwa pengelolaan perkebunan Kopi ternyata bisa dijalankan tanpa menggunakan bahan kimia,” ujar Darmawan. (rls)